I Wayan Kocap Kritiki Pemerintahan Devi – Inaya Yang Masih Menggunakan Jargon Sepadan Nian, Ini Jawaban Wakil Bupati
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muratara, I Wayan Kocap kritiki pemerintahan H. Devi Suhartoni dan Inyatullah yang masih menggunakan yel yel (Jargon) Sepadan nian.
Hal itu disampaikannya diakhir rapat paripurna DPRD jawaban eksekutif terhadap laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBD tahun 2020. Rabu (9/6/2021)
Menurutnya, yel yel Sepadan Nian hanya untuk pemberi semangat kepada tim pemenang pada saat pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Muratara beberapa waktu lalu tapi sekarang H. Devi Suhartoni dan H. Inayatullah telah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Muratara, seharusnya nama Sepadan Nian tidak lagi digunakan agar masyarakat merasa tidak terkotak kotak.
Menurutnya, jika memang jargon Pemerintahan H. Devi Suhartoni dan H. Inayatullah adalah Muratara Berhidayah, kenapa yel yel Sepadan nian terus digunakan hingga saat ini.
“Saya sarankan jargon Sepadan Nian jangan lagi dipakai sebab hal itu akan membuat masyarakat bawah terkotak kotak, kalau dimasa kepemimpinan Bapak Devi dan Bapak Inaya mau pakai jargon Muratara Berhidayah, maka nanti kita masukkan dalam pembahasan RPJMD,” Sampainya
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Muratara H. Inayatullah menjelaskan pada dasarnya simbol ini mereka tetapkan menjadi Muratara Berhidayah sebagaimana yang pakai oleh pemerintah terdahulu Muratara Bangkit dengan simbol mengangkat tangan kanan sambil mengepalkan tinju.
“Pada intinya kami tidak mengkotak kotakkan masyarakat atau mungkin membedakan group Sepadan atau bukan, tapi hal itu merupakan simbol kami, simbol Muratara yang dalam kepemimpinan bapak Bupati dan kami adalah Muratara Berhidayah dengan meletakkan tangan didada,”Jelasnya
Menurutnya, tidak niat pemerintahan Devi-Inayah untuk membuat terkotak kotak masyarakat dibawah karna hal ini sudah terbiasa dilakukan oleh mereka.
“Dipartai partai manapun pasti ada simbol, seperti partai Demokrat dan dipartai ini pasti ada simbol tertentu. Kami akan terima masukan dari pak dewan ini tapi pada initinya kami meletakkan jorgan tangan didada adalah untuk Muratara Berhidayah, tidak pakai Sepadan Nian pak,”Ungkapnya
Lebih lanjut jelas Wakil Bupati, perlu ia sampaikan bahwa Berhidayah dalam istilah agama ada tiga ciri. Pertama, selalu senang dan suka dengan kebaikan karna ciri orang berhidayah itu senang melakukan kebaikan dan perbaikan. Kedua, istiqomah dan konsisten dalam nilai kebaikan ini. Ketiga, malu kalau dia berbuat kesalahan,”
“Nah tujuan kami kenapa meletakkan tangan didada dan itu paling pas untuk simbol berhidayah karna orang berhidayah itu adalah orang yang selalu berbuat baik, konsisten dalam kebaikan dan malu jika berbuat kebaikan,” Tutupnya. Ans