Kesehatan

Isak Tangis Tenaga Kesehatan Pecah di Ruang Banggar DPRD Muratara

Para Tenaga Kesehatan sedang menangis ketika menceritakan kisahnya di Rumahkan

MURATARA, Bongkarmedia
Isak tangis Tenaga Kesehatan (Nakes) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pecah diruang rapat Badan Anggaran (Banggar) Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muratara. Rabu (25/1/2022)

Isak tangis tersebut pecah ketika salah seorang tenaga kesehatan dari Pustu Desa Tanjung Agung Kecamatan Karang Jaya, Martusadia menyampaikan ceritanya kepada DPRD Muratara ketika di Rumahkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Muratara.

Martusadia menuturkan jika masa kerjanya dari bulan Januari 2010, kini genap 12 tahun. Dari tahun 2010 sampai 2013 dirinya sama sekali tidak menerima gaji. Setelah tahun 2014, baru ada Muratara, nah dari situlah mulai ada TKSK yang gaji oleh Plt. Bupati Muratara Pak Akis Ropi sebesar 800 ribu rupiah.

Ketua DPRD, Wakil Ketua I DPRD dan Komisi II DPRD Muratara sedang mendengarkan cerita Nakes yang di Rumahkan

“Tahun 2010 sampai 2013 saya tidak digaji sama sekali karna kami TKS murni, itulah bentuk pengabdian kami karna kami ini benar benar ingin bekerja,”Katanya didepan seluruh Nakes yang ada dan anggota DPRD yang hadir

Lanjutnya, waktu ada kabar atau isu TKS akan di Rumahkan, para TKS harus meningkatkan kedisiplinannya

“Demi kedisiplinan disini saya paksa pak, dari Tanjung Agung ke Puskesmas Karang Jaya cukup jauh tetapi saya paksa juga untuk apel walaupun kondisi saya kurang sehat. Tapi saya lihat ada teman teman saya yang jarang sekali apel hari senin tapi dia di rekrut kembali bekerja. Kemudian ada juga yang baru bekerja 1 tahun, baru bekerja 3 bulan, bahkan ada yang belum pernah sama sekali bekerja tetapi dia direkrut. Disini saya minta keadilan, saya sedih tapi yang lebih sedih lagi orang tua kami karna kami ini anak orang yang tidak mampu. Kami kuliah hasil nyedap karet, orang tua kami ngutang kesana kemari nyari duit demi menyekolahkan kami. Saya sangat sedih melihat orang tua saya, mungkin teman teman ada juga orang tuanya seperti saya seorang petani yang jungkir balik mencari uang untuk anaknya. Nah di situla kami hancur, kenapa ? Hati orang tua kami hancur pak bagaimana perasaannya kami di Rumahkan padahal kami tidak tau sama sekali dengan politik bahkan orang tidak tahu kami nyoblos siapa, saya mohon disini tolong perjuangkan kami karna kami sudah lama bekerja,”Ceritanya sambil menangis yang diikuti oleh Nakes yang hadir

Para KUPT Pusmesmas dan Plt. Kadinkes yang hadir dalam audiensi Nakes ke Komisi II DPRD Muratara

Sementara itu Anggota Komisi II DPRD Muratara Andika saputra mengatakan
kalian semua (Para Nakes) yakinlah DPRD berada diposisi kalian.

“Kami akan buktikan ke kalian bahwasanya jika rekomendasi kami tidak diperjuangkan, maka kami akan terjun kelapangan dan kita sama sama mencari kesalahan. Suatu saat nanti tidak akan berkembang Muratara ini kalau seperti ini, kita pengennya adem ayem tapi ternyata faktanya seperti ini,”Kata Andika Saputra

Menaggapi hal tersebut Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Muratara, Hadi subeno mengatakan jika melihat KUPT dan Dinkes sepertinya mereka tidak berdaya.

“Seperti kita tahu bahwa Nakes ini merupakan tenaga medis yang diperlukan oleh masyarakat dalam pelayanan kesehatan, yang dihadapi mereka adalah orang orang yang lemah, orang orang yang sakit, oleh karna itu keberadaan mereka memang sangat prioritas,”Katanya saat diwawancar usai audiensi

Ketua DPRD, Wakil Ketua I DPRD, Ketua Komisi II DPRD Muratara saat menerima audiensi Nakes yang di Rumahkan

Hadi Subeno mengungkapkan didalam rapat tadi telah disampaikan bahwa dari 100 orang di Puskesmas yang besar hanya 60 orang kuotanya sehingga sisanya itu di Rumahkan. Lalu Komisi II tanya apa kriterianya Nakes yang diterima kembali ? Kemudian KUPT Puskesmas dan Dinkes menjelaskan kriterianya yaitu, pertama STR harus ada, kedua disiplin, ketiga loyal terhadap pekerjaan dan yang terkhir masa kerja.

“Kemudian kita tanya kepada mereka yang datang sekitar 20an orang, mereka tidak ada yang salah diempat kriteria itu, terpenuhi semua. Nah pertanyaan kita, dimanakah letak keadilan itu ? Kenapa mereka sesuai dengan kriteria itu kok mereka dikorbankan balik ke Rumah. Ini suatu kebijakan yang tidak adil, artinya dalam menentukan 60 orang itu berarti mis administrasi karna kriteria yang sudah disepakati tetapi tidak terpenuhi,”Tutupnya. (Ans)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button